PATROL. INDONESIAN BEAT. THE ROOTS




PATROL



Patrol, mungkin istilah ini ada sejak kita tahu bahasa Inggris, atau Belanda? Pada mulanya Patrol adalah musik patroli, keliling kampung, bikin kebisingan, membangunkan orang sahur. Musik Patrol menggunakan modifikasi kentongan sebagai sumber utama suaranya. Pukulan patrol terdengar sangat primordial. Sebelum Islam masuk, mungkin sudah menjadi bagian dalam sistem ronda kampung, atau bahkan sebelum mengenal bahasa, orang menggunakan kayu, bambu, ranting, bunyi mulut atau apapun untuk menghasilkan suara, sebagai alat komunikasi, sebagai pembawa berita dan peringatan bahaya. Patrol juga bisa disebut musik patroli, kentongan, kotekan, tong-tong (Madura), beberapa jenis angklung keliling dan macam-macam.

Patrol music, maybe this term exists since we know English, or Dutch? In the beginning, it's just noisy percussion that plays during the Ramadan month in Indonesia. People make sound around the village during the midnight, to wake up people who do Islamic fasting. Patrol music use modified kenthongan (bamboo/wook percussion). It sounds very primordial. It might have been a part of the village patrolling system long before Islam came, or even before people use language, they used wood, bamboo, twigs, mouth sounds, or anything to produce sound, as a means of communication, as news or alarm. Patrol music also named as patrol music, kenthongan, kotekan, tong-tong (Maduranese), some patrol /carnival angklungs and so many names.

Musik Patrol dikenal atau mungkin bermula di Jawa Timur; Jember, Banyuwangi, Lumajang dan sekitarnya. Dengan ide yang sama, sebenarnya musik jenis ini tersebar di seluruh Jawa. di tempat lain mungkin disebut kotekan, musik kentongan dan lain sebagainya. Pukulan dasarnya tentu sangat sederhana dan monoton. Dulu kegiatan saya dan teman teman, ketika di sekolah dasar, saat jam istirahat, adalah memukuli bangku dengan jenis pukulan ini. Tentu tak ada seorangpun dari kami yang pernah belajar, seperti otomatis saja, pukulan Patrol seakan sudah ada di dalam DNA. Saya pernah bertanya apakah teman teman dari daerah lain juga pernah melakukan hal sama, kalo dari generasi saya, iya, dengan pukulan yang hampir mirip.

Music Patrol is known or possibly started in East Java; Jember, Banyuwangi, Lumajang, and surrounding areas. With the same idea, this type of music is spread throughout Java. Elsewhere may be called Kotekan or Kentongan music. The basic rhythm is very simple and monotonous. When I was in elementary school, me and my friends during school break, we often played this kind of beat with a bench. Of course, none of us learn the beat before, we just can play it. It's like the Patrol beat is already stored in the DNA. I once asked friends from my generation in other regions if they have also done the same thing. And yes, with a nearly similar beat.

Jenis musik Patrol awalnya dikenali dari fungsinya, bukan teknik permainannya. Patrol berfungsi untuk kegiatan patroli/ronda, karnaval, membangunkan orang sahur hingga takbiran. Tidak ada sumber yang bisa ditelusuri, namun saya berasumsi bahwa Patrol adalah salah satu jenis pukulan kuno. Meskipun sekarang terdengar berbeda, namun terdapat kemiripan yang mengacu pada akar pukulan-pukulan Jawa. Kita bisa melihat evolusi dari kentongan (salah satu instrumen di musik Patrol) yang dianggap sebagai salah satu instrumen kuno di Jawa.

In the beginning, the type of Patrol music was known from its function, not from its technique. The function is ranged from the patrolling system (ronda), to wake up people in fasting month (Ramadhan), as Takbiran music (during Eid al-Fitr holiday), or just for carnival. There is no source to be traced, but I assume that Patrol is one of the ancient beats in Java. Although now it sounds different between regions, there is a resemblance that refers to the root of the Javanese beat. We can see the evolution of a kentongan instrument (in Patrol music), which is regarded as an ancient instrument in Java.

Kentongan, sebenarnya bukan alat musik, adalah alat penghasil bunyi (dari bambu/kayu) yang berfungsi sebagai perlengkapan ronda. Kentongan kemudian menjadi alat musik, berkembang menjadi Angklung, Calung dan beberapa jenis instrumen kayu/bambu. Di banyumas, Purwokerto dan beberapa daerah lain, tradisi kentongan masih dinamakan musik kentongan. Musik Patrol atau Kentongan adalah salah satu jenis musik yang mungkin bisa menunjukan akar sejarah pukulan di Jawa, atau dari mana kita mengenal pukulan.

Kentongan, made from bamboo or wood, is only producing sound as part of patrolling equipment. Kentongan then became a musical instrument, evolved into Angklung, Calung, and many types of bamboo/wooden instruments. In Banyumas, Purwokerto and some other areas of Kentongan tradition are still called Kentongan music. Music Patrol or Kentongan is one type of music that could show the root of the Javanese beat, or from where we understand the rhythm concept.

Dalam perkembangan selanjutnya, Patrol tidak lagi terikat oleh fungsinya. Meskipun di setiap daerah berbeda, Patrol sudah memiliki ciri yang cukup spesifik untuk bisa diklasifikasikan sebagai salah satu jenis musik. Dalam scene yang lebih kontemporer, Patrol hadir, mulai dari Koplo Patrol, Dangdut Patrol, Patrol pesisir, Tarling Patrol, Patrol Jember, Patrol Banyuwangi hingga marching band lokal dan berbagai ragam Angklung. Mungkin pukulan Patrol juga ikut mendekonstruksi musik House menjadi House Takbiran, Funkot dan Dangdut Remix.

In subsequent developments, Patrol is no longer bound by its functions. Although in every region it sounds different, Patrol is more than enough to be regarded as a specific genre. Patrol is also present in more contemporary scenes, ranging from Koplo Patrol, Dangdut Patrol, Patrol Pesisir, Tarling Patrol, Jember Patrol, Banyuwangi Patrol to local marching bands and some Angklung variants. Maybe Patrol beat also deconstructed House music into House Takbiran, Funkot, and Dangdut Remix.

Note: 

  1. Patrol adalah nama kecamatan di kabupaten Indramayu, ada sebutan musik Patrol yang maksudnya musik yang berasal dari daerah itu. Patrol bisa berarti tempat peristirahatan atau pergantian kuda bagi orang orang yang melakukan perjalanan jauh. Menurut cerita, dari situlah nama kecamatan Patrol diambil. Patrol is the name of district in Indramayu, West Java.


  1. https://en.wikipedia.org/wiki/Angklung The angklung (Sundanese) is a musical instrument from West Java, Indonesia made of a varying number of bamboo tubes attached to a bamboo frame. The tubes are carved to have a resonant pitch when struck and are tuned to octaves, similar to Western handbells. The base of the frame is held in one hand, while the other handshakes the instrument, causing a repeating note to sound. Each performer in an angklung ensemble is typically responsible for just one pitch, sounding their individual angklung at the appropriate times to produce complete melodies. This Wikipedia should mention that every Angklung in Java and Bali, even though all made from bamboo, are different. This Wikipedia only writes about Sundanese Angklung, there are a lot of varieties of angklung in Indonesia. The word “Angklung”, indeed, is Sundanese.


  1. https://en.wikipedia.org/wiki/Kotekan Kotekan is a style of playing fast interlocking parts in most varieties of Balinese Gamelan music, including Gamelan gong kebyar, Gamelan angklung, Gamelan jegog, and others. Same as above, kotekan is diverse, almost every area in Java and Bali has its own kotekan pattern.



PATROL BANYUWANGI


PATROL JEMBER


PATROL MADURA


PATROL LUMAJANG


KENTONGAN BANYUMAS


PATROL RONDA


HOUSE TAKBIRAN